Bisakah aluminium menggantikan sejumlah besar permintaan tembaga di bawah transisi energi global?
Dengan transformasi energi global, dapatkah aluminium menggantikan sejumlah besar permintaan tembaga yang baru meningkat? Saat ini, banyak perusahaan dan pakar industri sedang menjajaki cara yang lebih baik untuk "mengganti tembaga dengan aluminium", dan mengusulkan bahwa penyesuaian struktur molekul aluminium dapat meningkatkan konduktivitasnya.
Karena konduktivitas listrik, konduktivitas termal, dan keuletannya yang sangat baik, tembaga banyak digunakan dalam berbagai industri, terutama dalam tenaga listrik, konstruksi, peralatan rumah tangga, transportasi, dan industri lainnya. Namun, permintaan tembaga melonjak karena dunia beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan, seperti kendaraan listrik dan energi terbarukan, dan sumber pasokannya menjadi semakin bermasalah. Mobil listrik, misalnya, menggunakan tembaga sekitar empat kali lebih banyak daripada mobil konvensional, dan komponen listrik yang digunakan dalam pembangkit listrik energi terbarukan serta kabel yang menghubungkannya ke jaringan membutuhkan lebih banyak tembaga. Dengan melonjaknya harga tembaga dalam beberapa tahun terakhir, beberapa analis memperkirakan bahwa kesenjangan tembaga akan semakin besar. Beberapa analis industri bahkan menyebut tembaga sebagai "minyak baru". Pasar menghadapi pasokan tembaga yang ketat, yang sangat penting dalam dekarbonisasi dan penggunaan energi terbarukan, yang dapat mendorong harga tembaga naik lebih dari 60% dalam waktu empat tahun. Sebaliknya, aluminium adalah unsur logam yang paling melimpah di kerak bumi, dan cadangannya sekitar seribu kali lipat dari tembaga. Karena aluminium jauh lebih ringan daripada tembaga, maka lebih ekonomis dan mudah untuk ditambang. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa perusahaan telah menggunakan aluminium untuk menggantikan logam tanah jarang melalui inovasi teknologi. Produsen berbagai hal mulai dari listrik hingga AC dan suku cadang mobil telah menghemat ratusan juta dolar dengan beralih ke aluminium sebagai pengganti tembaga. Selain itu, kabel tegangan tinggi dapat menjangkau jarak yang lebih jauh dengan menggunakan kabel aluminium yang ekonomis dan ringan.
Namun, beberapa analis pasar mengatakan bahwa "penggantian tembaga dengan aluminium" ini telah melambat. Dalam aplikasi listrik yang lebih luas, konduktivitas listrik aluminium merupakan keterbatasan utama, dengan konduktivitas hanya dua pertiga dari konduktivitas tembaga. Para peneliti saat ini tengah berupaya meningkatkan konduktivitas aluminium, sehingga lebih laku daripada tembaga. Para peneliti percaya bahwa mengubah struktur logam dan memperkenalkan aditif yang sesuai memang dapat memengaruhi konduktivitas logam. Teknik eksperimental ini, jika direalisasikan sepenuhnya, dapat menghasilkan aluminium superkonduktor, yang dapat berperan dalam pasar di luar jaringan listrik, mobil transformator, elektronik, dan jaringan listrik.
Jika Anda dapat membuat aluminium lebih konduktif, bahkan 80% atau 90% lebih konduktif daripada tembaga, aluminium dapat menggantikan tembaga, yang akan membawa perubahan besar. Karena aluminium tersebut lebih konduktif, lebih ringan, lebih murah, dan lebih melimpah. Dengan konduktivitas yang sama seperti tembaga, kabel aluminium yang lebih ringan dapat digunakan untuk merancang motor yang lebih ringan dan komponen listrik lainnya, yang memungkinkan mobil menempuh jarak yang lebih jauh. Apa pun yang menggunakan listrik dapat dibuat lebih efisien, mulai dari elektronik mobil hingga produksi energi hingga menyalurkan energi melalui jaringan listrik ke rumah Anda untuk mengisi ulang baterai mobil.
Menurut para peneliti, menciptakan kembali proses pembuatan aluminium yang telah berusia dua abad adalah hal yang penting. Di masa mendatang, mereka akan menggunakan paduan aluminium baru untuk membuat kabel, serta batang, lembaran, dll., dan melewati serangkaian pengujian untuk memastikan bahwa paduan tersebut lebih konduktif, kuat, dan cukup fleksibel untuk penggunaan industri. Jika pengujian tersebut berhasil, tim tersebut mengatakan akan bekerja sama dengan produsen untuk memproduksi lebih banyak paduan aluminium.
Waktu posting: 13-Feb-2023